Jumat, 06 November 2009

Kiper Juara Liga Champions

Keberhasilan Manchester United menjadi juara Liga Champions musim 2007-08 mempunyai makna spesial bagi Edwin van der Sar. Kiper asal Belanda itu menorehkan dua rekor sekaligus. Pertama, dia mencatatkan diri sebagai kiper pertama yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub berbeda. Sebelum bersama MU, dia mengantar Ajax Amsterdam menjuarai Liga Champions pada musim 1994-95.Kedua, dia menjadi kiper tertua yang tampil di final dan mengantar klubnya menjadi juara. Kala berlaga di Moskwa, 21 Mei 2008, Van der Sar berumur 37 tahun, 6 bulan, 22 hari. Dia mengalahkan Eddy Pieters Graafland yang berumur 36 tahun, 4 bulan, 1 hari ketika mengantarkan Feyenoord juara pada musim 1969-70.

Tiga Gelar
Juan Alonso, Heinz Stuy, Sepp Maier, dan Ray Clemence adalah sosok-sosok istimewa di Liga Champions. Keempatnya tercatat sama-sama tiga kali tampil di final dan mengantarkan klub masing-masing menjadi juara
.Alonso : Real Madrid, pada musim 1955-56, 1956-57, 1957-58.
Stuy : Ajax, pada musim1970-71, 1971-72, 1972-73.
Maier : Bayern Muenchen, pada musim 1973-74, 1974-75, 1975-76.
Clemence : Liverpool, pada musim 1976-77, 1977-78, 1980-81.

Casillas Termuda
Hingga saat ini, rekor kiper termuda yang berkiprah di partai puncak dan berhasil mengantar klubnya berjaya masih dipegang Iker Casillas. Ketika membela Real Madrid menghadapi Valencia di final Liga Champions 1999-00, dia baru berumur 19 tahun, 4 hari. Dia mengalahkan Fabien Barthez yang berumur 21 tahun, 10 bulan, 28 hari kala juara bersama Olympique Marseille pada musim 1992-93.

Juara Bersama Dua Kiper
Real Madrid menjadi satu-satunya klub yang menjadi juara Liga Champions bersama dua kiper. Pada final musim 2001-02 menghadapi Bayer Leverkusen, pelatih Vicente del Bosque terpaksa harus mengganti Cesar Sanchez dengan Iker Casillas pada menit ke-68 gara-gara cedera.

Rekor Buruk Reina
Keluarga Reina boleh dibilang yang tersial di Liga Champions. Ayah dan anak dari keluarga ini, Miguel dan Jose Manuel Reina, sama-sama gagal mengantar klub masing-masing berjaya di partai puncak. Miguel mengalami kegagalan kala membela Atletico Madrid meladeni Bayern Muenchen pada musim 1973-74. Gagal menahan tendangan jarak jauh jelang laga usai, dia membuat klubnya bermain imbang 1-1. Pada laga ulangan, gawangnya justru kebobolan empat gol.Berselang 33 tahun kemudian, Jose Manuel mengulangi kesialan sang ayah. Tampil di partai puncak bersama Liverpool, dia harus menelan pil pahit gara-gara ditaklukkan AC Milan dengan skor 1-2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar